Kamis, 03 Desember 2015

Mencari Yang Terbaik.

Mungkin pernyataan ini terlalu "tua" untuk kusampaikan di usia ini, atau sebaliknya terlalu "dini" untuk kusimpulkan sekarang.

Bisa jadi ini cuma pemikiran sesaat yang bisa berubah besok pagi. Apapun itu,

Dalam pencarianku akan yang terbaik di sepanjang waktuku yang masih singkat ini. Orang datang dan pergi. Hal-hal kudapatkan dan kulepaskan. Ada jalan yang kupilih, dan ada yang kutinggalkan.

Ternyata yang terbaik bukanlah merelakan yang baik untuk mendapatkan yang terbaik. Namun yang terbaik adalah menikmati apa yang ada sekarang ini. Menikmati dengan sebaik-baiknya. Menghargai dengan segala upaya yang terbaik. Sehingga apapun yang dimiliki saat ini, pasti adalah yang terbaik.

#dontknowwhatyouvegottillitsgone
#markitdur

Minggu, 08 November 2015

Karena Cinta.

Lagi-lagi ku terluka karena cinta,
Mungkin terlalu besar ku berharap,
Tak cukup hanya cinta,
Berharap ada waktu tuk bersandar,
Lepas lelah dan resah,
Meniti lagi kenangan awal berjumpa.

Apakah ini namanya cinta?
Jika ada luka dan air mata,
Hati pun rasanya menciut ketakutan,
Dan tubuh berbalut bilur kekecewaan.

Apakah ini namanya cinta?
Jika tak ada rasamu berbagi,
Lidah pun kelu dan telinga serasa tuli,
Kau hanya ingin sendiri.

Aku lelah,
Kamu lelah,
Mengapa kita tidak saling berdekap?
Malahan menjauh dan berujar kasar.

Aku rindu,
Kamu.... entahlah,
Mengapa ku masih bertahan menanti?
Sementara kau lupa tuk kembali.

Kamis, 27 Agustus 2015

Doa Seorang Perempuan.

(Terinspirasi dari puisi Doa oleh Chairil Anwar)

Tuhan-ku yang Maha Baik,
Sesungguhnya lama kusimpan doa ini,
Karena tak kurasa layak menghampiri,
Tuk pinta sesuatu yang mungkin bukan tuk kumiliki.

Tuhan-ku yang Maha Pengasih,
Kau ajarkanku tuk selalu mengasihi,
Tuk mengampuni sebelum ku diampuni,
Tuk memberi walaupun ku tak diberi,
Dan dalam kenistaan hidupku yang fana,
Kuberusaha melakukan semua yang Kau ajarkan,
Sebagai wujud syukur atas surga yang Kau siapkan.

Namun seringkali,
Hanya luka dan pedih yang kumiliki,
Hanya caci maki atas semua ketidaksempurnaan ini,
Hanya penghakiman atas apa yang tidak bisa kuberi,
Ini tidak adil.

Tuhan-ku yang Maha Pengampun,
Ampunilah kelancanganku,
Namun bolehkah kupinta sesuatu,
Yang mungkin bukan tercipta untukku?

Karena sesungguhnya tak layak kumeminta,
Setelah semua yang Kau beri,
Yang tak pernah dapat kuhitung banyaknya.

Tuhan-ku yang Maha Kuasa,
Kirimkanlah malaikatmu ke bumi,
Hingga kudapat sahabat terbaik,
Penopang saat ku jatuh,
Pendengar yang baik,
Dan pecinta yang tulus hati.

Selasa, 25 Agustus 2015

Tak Bisa Berkhianat Selamanya.

Kau dan aku sama,
Sama-sama manusia,
Punya hati bisa mencinta,
Punya rasa bisa terluka.

Pada masa itu,
Ketika kau berkhianat,
Tertawa lepas di ujung sana,
Aku memang sungguh terluka,
Tapi bukankah sesungguhnya,
Kau sedang terhina?
Tak punya nilai.

Karena apalah arti janji,
Bila tak bisa ditepati?
Apalah arti memiliki,
Bila tak sudi memberi?

Dan pengkhianatan,
Bukanlah pemberian terindah,
Yang dapat diperjuangkan,
Oleh seorang pecinta.

Dan kalaupun kelak kan terulang,
Mungkin tak sengaja kau terjerembab,
Yakinlah kau tak bisa berkhianat selamanya.

(- mengutip PramoedyaAnantaNoer -)

Lihatlah dan nikmati,
Aku takkan memaki,
Aku takkan mencari,
Aku takkan memberi.

Biarlah nuranimu yang kan mengejarmu,
Di mimpi terkelam yang dapat terbayang,
Dan dia kan menangkapmu di akhir nafas,
Lalu membunuhmu perlahan dalam sesal.

Sabtu, 15 Agustus 2015

Jika Ini Cinta.

Jika ini cinta,
Bukankah ta seharusnya merasa lelah?
Bukankah seharusnya sepenuh tenaga bertahan?
Bukankah seharusnya penuh pengertian dan ampunan?

Ataukah ini cinta yang ta lagi membara?
Sebab tertiup angin terlalu kencang,
Hingga meredup ta lagi hangat,
Pun ta lagi bercahaya.

Jika ini cinta,
Bukankah seharusnya tenang dalam pelukan?
Mengapa terpisah amarah dan kepahitan?

Jika ini cinta,
Mengapa diam?

Jumat, 07 Agustus 2015

Ta' Peduli.

Tahukah kau?
Aku ta' bisa kau hancurkan.

Sebab hatiku ta' bisa kau temukan,
Walau pedih menikam,
Dan ucap pun sikapmu merajam,
Ta' gentar ku dibuatnya.

Mimpiku adalah jiwaku,
Jangan kau ganggu!!
Jangan kau rebut!!
Jangan pernah sekalipun!!

Hidupku bukanlah milikku,
Apalah gunanya kuharap kasihmu?
Sebab dahagaku,
Hanya bisa ditebus olehNya.

Terserah,
Apa yang telah kau duga,
Apa yang telah kau buat,
Apa yang telah kau kecam.

Sebab, walau panas meradang,
Ku kan tetap lari menerjang,
Dan biar badai menghantam,
Ku kan tetap tegar berjalan.

Terserah,
Apa yang hendak kau buat,
Kuanggap kau ta' ada.

(Memang begitu nyatanya.)

Kamis, 06 Agustus 2015

Tanpamu.

Tanpamu,
Apa arti tawaku?
Tanpamu,
Apa kan ada bahagiaku?

Meski harus kuakui,
Tanpamu,
Takkan ada tangis ini,
Tanpamu,
Tak mungkin teriris hati.

-hela-

Kau luka,
Kau cinta,
Kau pelangi,
Seusai badai.

Kau pelukan,
Kau hempasan,
Kau surga,
Dalam neraka.

Tanpamu,
Apa arti tawa dan tangisku?