Kamis, 06 Agustus 2015

Tanpamu.

Tanpamu,
Apa arti tawaku?
Tanpamu,
Apa kan ada bahagiaku?

Meski harus kuakui,
Tanpamu,
Takkan ada tangis ini,
Tanpamu,
Tak mungkin teriris hati.

-hela-

Kau luka,
Kau cinta,
Kau pelangi,
Seusai badai.

Kau pelukan,
Kau hempasan,
Kau surga,
Dalam neraka.

Tanpamu,
Apa arti tawa dan tangisku?

Selasa, 04 Agustus 2015

Nafas Tertahan.

Bahagia adalah pilihan,
Hidup adalah pilihan,
Selalu itu yang mereka ucapkan,
Sepanjang yang kuingat.

Namun nyatanya ta' mudah,
Melalui waktu dengan senyuman,
Manakala nafas tertahan,
Sudah menjadi terlalu biasa.

Geram dan amarah,
Ta' lagi terasa perlu diungkap,
Bahkan air mata mengeras,
Jadi batu dingin di lubuk jiwa.

Hati yang beku,
Kini makin membatu,
Biru terbujur,
Bersama masa lalu.

Bila kasih terasa pedih,
Dan ampun hanya ironi,
Maka biar kutahan lagi nafas ini,
Dan nikmati hari berakhir dalam lirih.

Minggu, 02 Agustus 2015

Sudahlah.

Terkutuk diriku bila mengeluh,
Tentang duka derita,
Tanpa menghitung berkatNya.

Meski belati mengiris hati,
Dan luka ta' dapat seketika terobati,
Namun bukankah hidup memang seharusnya begini?

Melukai dan dilukai,
Menyakiti dan mengampuni,
Meninggalkan untuk ditinggalkan.

Toh, waktu ta' mungkin bisa terulang lagi,

Sudahlah,,
Jalani saja dan nikmati.

Atau mati.

Senin, 27 Juli 2015

Cinta Dan Air Mata.

Pun pagi ini,
Kureguk teh manis setengah dingin,
Yang terlupa karena tangis bayi.

Sambil menatap tubuh mungil,
Ku berharap waktu kan berhenti,
Beri sedikit lagi kesempatan tuk berpikir.

Jika kelak dia bertanya,
Mengapa mereka tak pernah ada?
Apa yang harus kukatakan?

Haruskah ku berkata jujur,
Karena hatiku terlalu hancur,
Dan malahan membatu?

Ataukah kudustai saja dia?
Sampai tiba saatnya,
Dunia kan langsung berkisah.

Tentang cinta,
Tentang air mata,
Tentang aku,
Yang terluka.

Selasa, 07 Juli 2015

Let Me Love You, Baby.

Let me love you,
Let me love you till i die,
Let me love you with all i have,
Let me love you.

God sent you as a gift to me,
Miracle from heaven,
That's how i saw you,
Not to be mine,
But to be loved,
Forever and ever,
Let me love you.

When they leave me all alone,
And my world's torn appart,
Maybe i feel there'a no need to stay,
But i suddenly change when i see your smile.

Let me love you and i'll be fine,
Let me love you with all my heart.

Cos there's nobody could handle my love,
And my fragile heart easilly to break,
But let me love you and i'll be fine,
Let me love you, only you.

When they hate me with no reasons,
Or maybe cos something i couldn't understand,
But when i look into your eyes,
I know that i love you more than ever.

Let me love you and i'll be fine,
Let me love you with all my heart.

Cos there's nobody could handle my love,
And my fragile heart easilly to break,
But let me love you and i'll be fine,
Let me love you, only you.

Let me love you,
Let me love you till i die.

Jumat, 27 Maret 2015

Tiga Bulan.

Hampir tiga bulan sudah berlalu,
Kuampuni kau yang dulu,
Kuobati luka yang membiru,
Kubalut hatiku dengan doa pilu.

Sepertinya kau berubah,
Apakah nyata ataukah khayal?
Could you change this fast?
Should I trust you 100% as before??
Or should I put my fragile heart aside??
Aku takut terluka (lagi, dan lagi).

Mungkin aku bisa mengerti (lagi),
Dan pastinya aku akan mengampuni (lagi),
Tapi bayi ini mungkin takkan bisa pahami,
Mengapa dicintai justru terasa sakit.

Minggu, 04 Januari 2015

Dengarlah.

Satu hari berlalu,
Lukaku belum sembuh,
Meski hatiku mengampunimu,
Masih saja air mata terjatuh.

Kesetiaan ini ta perlu kau pertanyakan,
Cinta ini milikmu sepenuhnya,
Namun masih juga kau lihat celaku,
Dan memilih untuk menyakitiku.

Tidakkah cukup tahun-tahun yang dilalui berdua,
Berjuang bersama atas nama cinta yang kau tawarkan,
Mengejar impian berdua tanpa takut dera dunia,
Kau tetap genggam tanganku dan katakan cinta.

Mengapa hari-hari terakhir ini berbeda?
Kau tinggalkan aku di saat tersepiku,
Kau diamkan aku seolah aku bukan belahan jiwamu,
Jika cintaku ta cukup,
Tidak bisakah kau melihat Tuhanmu,
Dan tetap mengasihiku?

Masa lalumu t'lah kuampuni,
Kuyakin Tuhan pun sudah mengampuni,
Tapi dapatkah kau mengampuni dirimu sendiri?
Dapatkah kau kembali genggam tanganku,
Dan berlari menuju masa depan bersamaNya.

Jika kau ta ingin mendengar suaraku,
Kumohon dengarlah suaraNya.

(dari aku yang akan selalu mencintaimu).