Pun pagi ini,
Kureguk teh manis setengah dingin,
Yang terlupa karena tangis bayi.
Sambil menatap tubuh mungil,
Ku berharap waktu kan berhenti,
Beri sedikit lagi kesempatan tuk berpikir.
Jika kelak dia bertanya,
Mengapa mereka tak pernah ada?
Apa yang harus kukatakan?
Haruskah ku berkata jujur,
Karena hatiku terlalu hancur,
Dan malahan membatu?
Ataukah kudustai saja dia?
Sampai tiba saatnya,
Dunia kan langsung berkisah.
Tentang cinta,
Tentang air mata,
Tentang aku,
Yang terluka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar